HIDUP ADALAH SEBUAH BANJIR

>> Sunday, July 12, 2009

Hidup: Sebuah Banjir Resiko
PENDAHULUAN
Yoh 14:1–5

Hidup adalah sebuah banjir resiko. Sebagian besar dari kita melewati kehidupan ini dan bergumul apakah kita akan berenang atau tidak. Mengikuti Allah, tanpa kecuali – hidup dalam iman, mengandung resiko yang tinggi.
Seorang yang saleh telah diberitahu untuk membangun sebuah bahtera. Untuk melakukannya, dia mau mengambil resiko diejek oleh orang-orang yang ingin dia selamatkan.
Seorang ayah telah disuruh untuk meninggalkan segala miliknya dan pergi bersama anaknya ke Mesir. Maka Yusuf menjadi penyelamat dan pelindung bagi Juru Selamat.
Tuhan yang memilih untuk datang ke dunia ini dalam bentuk manusia, mengambil resiko yang sangat besar untuk memastikan keselamatan kita.
Yesus pasti sudah tahu apa resiko yang akan terjadi. Mungkin karena itulah, Dia mengatakan kepada murid-muridNya, "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku” (Yoh 14:1, NIV). Saya pikir hal ini benar bahkan sampai sekarang, karena dalam kehidupan kerohanian kita, keraguan dapat tumbuh secara perlahan di hati setiap manusia. Tidak ada waktu maupun keadaan manusia yang dapat mengurangi resiko tersebut. Sering kita menemukan diri kita menanyakan hal yang sama seperti Thomas, ”Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" (Yoh 14:5, NIV)
Banyak hal lain yang harus dikatakan tentang mengambil resiko. Biasanya, engkau tidak akan melompat di atas sebuah batang pohon, kecuali mempunyai keyakinan bahwa batang tersebut bisa menahanmu. Dalam seminggu kedepan, pelajaran ini akan mengajari kamu untuk memandang melalui kaca penglihatan, sehingga kamu bisa belajar melihat sesuatu yang tak kelihatan melalu mata iman. Engkau juga mungkin akan belajar untuk bergantung kepada Allah, bahkan dengan resiko untuk percaya tanpa ada bukti. Faktanya, pada saat ini:-
Yesus mengenal kita. Dia menciptakan kita menurut gambarNya dan Dia yang menentukan kita! Dia memanggil kita. Dia juga yang menghakimi kita sehingga pada akhirnya kita dimuliakan! (Rom 8:29,30)
Bukankah untuk menaruh percayamu kepada seseorang adalah sebuah resiko? Untuk melakukannya, Kamu harus benar-benar mempercayainya. Iman tersebut mengajar kita untuk percaya kepada Yesus, karena apa yang dia buat bagi kita dalam proses pemuliaan.
Saya bertanya kepada diri saya sendiri: Dengan terang oleh bukti-bukti, tidakkah sebenarnya lebih mudah untuk percaya dan lebih mudah untuk mengambil resiko? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? …Tidak, tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” (Rom 8:35,37).
Jadi berhati-hatilah. Jangan pindah halaman kecuali engkau mau mengambil resiko untuk percaya, sama seperti resiko untuk hidup!



KUTIPAN: Biasanya, engkau tidak akan melompat di atas sebuah batang pohon, kecuali mempunyai keyakinan bahwa batang tersebut bisa menahanmu

Read more...

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP