HATI YANG LEMBUT

>> Monday, January 14, 2013

Seorang anak kecil sedang membantu neneknya memasukkan kapas pada sebuah kain bantal. Anak itu pun senang sekali bermain dengan bantal yang sudah di isi penuh dengan kapas. Sesekali dia menekan-nekan bantal itu dan bantal tersebut tetap saja kembali ke bentuk semua.

Ia pun menjadi lebih penasaran ketika ia berusaha mencakar-cakar permukaan bantal namun bantal itu tetep lembut. Ia pun mulai mengajukan pertanyaan kepada neneknya.

“Nek mengapa bantal ini begitu lembut dan tidak rusak walau telah aku pukul-pukul?”

Dengan tersenyum neneknya pun menjawab, “Cucuku, di dalam bantal itu terdapat sebuah kapas di mana kapas itu bersifat elastis. Bila kau tekan, maka kapas itu akan membentuk tekanan yang kau berikan pada kedua tanganmu. Dan saat kau tarik kembali tanganmu, kapas itu pun akan kembali mengembang.”
“Oh begitu ya Nek, berarti hati Nenek seperti kapas. Lembut dan tidak mudah marah dengan semua kenakalanku. Saat aku nakal, Nenek selalu kembali baik padaku.”
Ilustrasi di atas menceritakan tentang kelembutan hati. Hati Yesus itu lembut, Ia menerima semua tekanan yang menimpa Diri-Nya dengan sabar. Saat orang banyak memaki, Yesus mengembalikan semua makian itu dengan kasih. Hal ini terbukti dengan penyaliban Yesus untuk menebus dosa-dosa mereka.

Lalu bagaimana dengan hati yang kita miliki? Sudahkah kita memiliki hati yang lembut seperti kapas? Hati yang memiliki kesabaran seluas samudera? Setiap kesabaran dan kelembutan yang kita berikan pada setiap orang yang melukai kita tidak akan sia-sia. Selalu ada imbalan dari Bapa untuk setiap perbuatan baik yang kita lakukan.

Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Matius 5:5

Read more...

MENANGIS BUKAN BERERTI LEMAH

Banyak orang yang mengidentikan “tangis” dengan “lemah”, mengganggap orang yang menangis tak mampu melakukan banyak hal dan selalu putus asa bahkan kerap menyerah. Orang yang mengeluarkan air mata banyak yang dipandang rendah karena dikategorikan sebagai makhluk lemah.

Menangis itu adalah salah satu cara untuk menumpahkan emosi jiwa. Menangis itu wajar. Yesus pun pernah mencucurkan air mata saat Dia menjadi manusia. Lebih baik menangis dari pada mengutuk orang lain.
Pengkhotbah 3:4 mengatakan bahwa “ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;” segala sesuatu diperbolehkan namun ada masanya. Alangkah baiknya jika kita datang bersujud kepada Yesus dan menangis di bawah kaki-Nya. Saat kita datang dan berserah kepada Yesus, maka Yesus akan mengangkat semua beban-beban kita.
Orang yang lemah adalah ketika ia mengalami kegagalan maka tidak mempunyai keinginan untuk bangkit lagi. Orang yang lemah adalah ketika dia disakiti maka akan menuntut balas terhadap mereka yang menyakiti dirinya. Orang yang lemah adalah orang yang tidak mampu mengasihi.

Menangis bukan berarti lemah. Menangis juga merupakan salah satu bentuk luapan kebahagiaan atau pun ucapan syukur. Bersyukur atas segala kasih kemurahan Tuhan yang masih kita nikmati sampai detik ini. Sudahkan kita mengeluarkan air mata tanda ucapan syukur hari ini?

Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.

Mazmur 126:5

Read more...

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP