LAWATAN KOIR PELAYANAN WANITA ZON KELAWAT KE GEREJA SDA RUKOM PITAS.
>> Saturday, May 11, 2013
Kumpulan Koir D' K Melodies (Pelayanan Wanita Zon Kelawat) |
Pr George Lamam Pendeta Daerah Kelawat menyampaikan Kotbah di Gereja SDA Rukom Pitas |
Kumpulan Koir D' K Melodies (Pelayanan Wanita Zon Kelawat) |
Pr George Lamam Pendeta Daerah Kelawat menyampaikan Kotbah di Gereja SDA Rukom Pitas |
Enam hari telah kita jalani. Hari-hari bekerja telah kita lalui dengan segala jenis kegiatan yang membuat pikiran, tubuh dan rohani kita menjadi capek. Apakah kita terus membebani diri kita dengan bekerja terus tanpa istirahat?
Katak merupakan hewan amfibi yang bisa hidup di dua alam yaitu darat dan di air. Dengan kulitnya yang berlendir, maka katak dapat menyesuaikan hidupnya di daratan. Katak ini dapat dengan mudah memindah-mindahkan tubuhnya baik di darat maupun di air.
Ada pula yang mengaku orang kristen akan tetapi memiliki pola kehidupan seperti katak. Pada saat di gereja bisa menjadi orang yang sangat terhormat, atau bahkan memberikan dana bantuan yang sangat besar untuk kelangsungan pelayanan gereja.
Akan tetapi pada saat orang tersebut keluar daru gereja, maka akan menjadi pribadi yang lain. Pribadi yang tidak mengenal Yesus. Bisa menjadi bengis dalam berumah tangga, ada yang melakukan korupsi, ada yang suka berjudi, atau melalukan berbagai hal negatif lainnya.
Sangat banyak godaan yang ditawarkan oleh dunia untuk menjerat orang-orang yang taat kepada Tuhan. Seringkali jemaat gereja terseret dalam rupa-rupa kenikmatan dunia. Orang yang mengaku kristiani tetapi masih hidup di dalam dosa, itu sama halnya telah “mematikan” karya Kristus di dalam diri kita.
Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
Roma 6:5
Semalam saya membaca sebuah buku yang mengisahkan anak-anak kecil di tempat penampungan. Pada saat itu adalah masa-masa peperangan sehingga banyak anak-anak kecil yang terluka.
Salah satu diantara mereka terluka dan segera membutuhkan donor darah secara cepat. Dokter yang menangani adalah orang asing sehingga mengalami kesulitan dalam hal komunikasi. Dokter hanya menggunakan bahasa isyarat bahwa dirinya sedang membutuhkan darah untuk menolong nyawa seorang anak.
Beberapa diantara anak-anak kecil itu hanya terdiam. Tidak ada satu pun yang mengacungkan jari. Sampai pada akhirnya salah satu diantaranya bersedia untuk diambil darahnya. Anak kecil itu menangis setiap kali dokter mengambil darahnya. Tangisnya semakin pecah saat dokter memasukkan kembali jarum dan mengambil darahnya.
Kebetulan ada seorang ibu yang dapat berbahasa asing dan menanyai mengapa anak kecil itu menangis. Ibu itu pun terkejut setelah mendengar jawaban dari anak itu.
Ibu: Nak, mengapa kau menangis?
Anak kecil: Dokter telah mengambil darah saya Bu, dan sebentar saya akan mati.
Rupanya anak kecil itu mengira bahwa dokter meminta dirinya untuk menyerahkan seluruh darahnya untuk menolong anak yang kritis. Dan setelah darahnya diambil, dia beranggapan bahwa dirinya akan mati. Ibu dan dokter pun tertegun, kemudian melontarkan pertanyaan:
Ibu: Mengapa kau bersedia mengorbankan dirimu?
Anak kecil: Karena dia sahabat saya.
Seorang anak kecil pun mengetahui apa arti sebuah pengorbanan. Ia rela memberikan nyawanya untuk seorang sahabatnya. Seperti halnya dengan Yesus yang telah rela menyerahkan nyawa-Nya untuk menebus dosa setiap manusia.
Lantas, apa yang sudah kita berikan bagi Yesus? Sudahkah kita memberikan seluruh hidup kita untuk kemuliaan Yesus? Masihkah kita perhitungan dalam memberikan perpuluhan atau memberi sesama kita? Ingatlah bahwa hidup kita ini ada di tangan Tuhan.
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Maleakhi 3:10
Beberapa hari yang lalu ada seorang teman yang kesal hati karena dirinya harus membayar pajak dua kali lipat karena tidak membayar tepat waktu. Dia mengatakan bahwa, tak ada ruginya jika terlambat satu hari saja bila dibandingkan sebulan.
Di sini dapat ditarik kesimpulan bahwa segala sesuatu yang dilakukan tidak tepat pada waktunya, maka akan menjadi sia-sia dan bahkan akan merugikan. Seperti Yesus yang melakukan mujizat tepat pada waktunya. Saat perkawinan di Kana, Yesus mengubah air menjadi anggur saat para pelayan kehabisan anggur untuk menjamu para tamu.
Demikian pula pertolongan Tuhan pada kita selalu tepat pada waktunya. Tuhan tak akan pernah membiarkan kita benar-benar terjatuh karena tangan-Nya selalu menopang kehidupan kita.
Tuhan juga telah mengatur setiap napas dan jantung kita untuk selalu berdetak tepat pada waktunya. Tuhan juga selalu membuat matahari terbit di belah barat tepat pada waktunya. Tuhan selalu tepat waktu untuk menjaga setiap kehidupan kita.
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Ibrani 4:16
Hari ini aku sangat bahagia! Apa definisi bahagia yang sesungguhnya? Dengan harta yang berlimpah? Atau harus berpergian ke tempat-tempat yang jauh dan menghabiskan banyak uang? Mungkin juga haruskan puas berbelanja semua barang yang kita ingini?
Bahagia yang sesungguhnya bukanlah bahagia yang diciptakan oleh kebendaan. Bahagia itu diukur dari hati nurani, di mana kita bisa tertawa lepas dengan situasi dan kondisi kita yang apa sahaja.
Sepulang dari gereja saya dan teman-teman berkumpul bersama. Di tempat itu kami memasak makanan yang sederhana. Ada sesuatu yang berbeda ketika memasak. Ada canda tawa yang membumbui perkumpulan kami.
Rasa bahagia yang didapat dari seorang teman/sahabat tidak dapat ditukar dengan makanan enak di restoran ternama. Apa gunanya bila kita makan di tempat mahal atau pun pergi jalan-jalan di tempat-tempat mewah bila hanya seorang diri?
Bahagia yang sesungguhnya ada di dekat kita. Bahagia yang sesungguhnya adalah saat di mana kita berkumpul dan saling berbagi dengan keluarga atau sahabat-sahabat kita. Hal yang paling menyenangkan adalah ketika kita melihat senyum mengembang pada bibir mereka dan telinga kita mendengar tawa mereka.
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. Amsal 17:17
Seorang anak kecil sedang membantu neneknya memasukkan kapas pada sebuah kain bantal. Anak itu pun senang sekali bermain dengan bantal yang sudah di isi penuh dengan kapas. Sesekali dia menekan-nekan bantal itu dan bantal tersebut tetap saja kembali ke bentuk semua.
Ia pun menjadi lebih penasaran ketika ia berusaha mencakar-cakar permukaan bantal namun bantal itu tetep lembut. Ia pun mulai mengajukan pertanyaan kepada neneknya.
“Nek mengapa bantal ini begitu lembut dan tidak rusak walau telah aku pukul-pukul?”
Dengan tersenyum neneknya pun menjawab, “Cucuku, di dalam bantal itu terdapat sebuah kapas di mana kapas itu bersifat elastis. Bila kau tekan, maka kapas itu akan membentuk tekanan yang kau berikan pada kedua tanganmu. Dan saat kau tarik kembali tanganmu, kapas itu pun akan kembali mengembang.”
“Oh begitu ya Nek, berarti hati Nenek seperti kapas. Lembut dan tidak mudah marah dengan semua kenakalanku. Saat aku nakal, Nenek selalu kembali baik padaku.”
Ilustrasi di atas menceritakan tentang kelembutan hati. Hati Yesus itu lembut, Ia menerima semua tekanan yang menimpa Diri-Nya dengan sabar. Saat orang banyak memaki, Yesus mengembalikan semua makian itu dengan kasih. Hal ini terbukti dengan penyaliban Yesus untuk menebus dosa-dosa mereka.
Lalu bagaimana dengan hati yang kita miliki? Sudahkah kita memiliki hati yang lembut seperti kapas? Hati yang memiliki kesabaran seluas samudera? Setiap kesabaran dan kelembutan yang kita berikan pada setiap orang yang melukai kita tidak akan sia-sia. Selalu ada imbalan dari Bapa untuk setiap perbuatan baik yang kita lakukan.
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Matius 5:5
Banyak orang yang mengidentikan “tangis” dengan “lemah”, mengganggap orang yang menangis tak mampu melakukan banyak hal dan selalu putus asa bahkan kerap menyerah. Orang yang mengeluarkan air mata banyak yang dipandang rendah karena dikategorikan sebagai makhluk lemah.
Menangis itu adalah salah satu cara untuk menumpahkan emosi jiwa. Menangis itu wajar. Yesus pun pernah mencucurkan air mata saat Dia menjadi manusia. Lebih baik menangis dari pada mengutuk orang lain.
Pengkhotbah 3:4 mengatakan bahwa “ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;” segala sesuatu diperbolehkan namun ada masanya. Alangkah baiknya jika kita datang bersujud kepada Yesus dan menangis di bawah kaki-Nya. Saat kita datang dan berserah kepada Yesus, maka Yesus akan mengangkat semua beban-beban kita.
Orang yang lemah adalah ketika ia mengalami kegagalan maka tidak mempunyai keinginan untuk bangkit lagi. Orang yang lemah adalah ketika dia disakiti maka akan menuntut balas terhadap mereka yang menyakiti dirinya. Orang yang lemah adalah orang yang tidak mampu mengasihi.
Menangis bukan berarti lemah. Menangis juga merupakan salah satu bentuk luapan kebahagiaan atau pun ucapan syukur. Bersyukur atas segala kasih kemurahan Tuhan yang masih kita nikmati sampai detik ini. Sudahkan kita mengeluarkan air mata tanda ucapan syukur hari ini?
Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
Mazmur 126:5
© Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008
Back to TOP